Anton
terhuyung-huyung di bandara sambil membawa dua koper besar yang berat.
Seseorang mendekatinya, “Maaf, saya mau
tanya, jam berapa sekarang?” . Anton menghela napas, meletakkan kopernya, dan
melihat jam tangannya. “Empat kurang sepuluh,”
katanya. “Wah, hebat sekali jam tangan Anda!” kata orang asing itu.
Anton tampak senang. “Yah, begitulah. Silahkan kalau mau lihat...” Lalu ia
memperlihatkan penunjuk zona waktu, bukan hanya untuk setiap zona waktu di
dunia, namun juga untuk 86 metropolitan terbesar di dunia. Ia menekan beberapa
tombol dan terdengar suara, “Sekarang pukul tujuh kurang sepuluh menit,” dalam
bahasa Inggris yang fasih. Ia menekan beberapa tombol lagi, muncul suara
serupa, namun dalam bahasa Jepang. Anton menjelaskan, “Saya memberikan aksen
regional untuk setiap kota. Tampilannya bagus sekali dan suaranya juga
mengagumkan.”
Orang
asing itu melongo terkagum-kagum. “Masih ada lagi,” kata Anton. Ia menekan
beberapa tombol, dan muncullah gambar yang kecil, namun beresolusi tinggi, memperlihatkan peta Jakarta. “Titik
yang berkedip-kedip itu menunjukkan lokasi kita menurut satelit,” kata Anton.
“kita geser sedikit,” kata Anton, dan kini terlihat peta Jawa Barat.
“Wah,
saya mau dong!” pinta orang itu. “Oh, belum bisa, jam ini belum siap untuk
dijual. Saya masih harus mengujinya lagi,” kata Anton, yang ternyata seorang
penemu. “Namun, lihat ini,” lanjut Anton. “Jam ini sebenarnya juga radio kecil,
perangkat sonar yang bisa mengukur jarak sampai 125 meter, telepon genggam dan,
yang paling menakjubkan, bisa membuat rekaman audio untuk kira-kira 300 buku
standar, namun saat ini saya baru merekam 25 buku favorit,” jelas Anton panjang
lebar.
“Pokoknya
saya harus beli jam ini!” desak orang itu. “Seperti yang saya katakan tadi,
penemuan ini belum siap benar.” Lalu turis tadi berkata lagi, “enggak masalah.
Saya bayar sepuluh juta, ya?”
“Jangan,
biaya yang saya keluarkan...”
“oke
deh, limapuluh!”
“Tetapi
ini...”
“Ya
sudah, seratus!” Orang itu lalu mengeluarkan cek.
Anton berpikir sejenak . Ia
menghabiskan sekitar 40 juta untuk membuat jam itu. Dengan 100 juta, berarti ia
bisa membuatnya lagi dan memperjualbelikannya secara resmi dalam enam bulan.
Orang asing itu sudah menandatangani ceknya. “Ini langsung saya bayar saat ini
juga. Seratus juta. Ambil atau....”
Anton
segera mengambil keputusan. “Baiklah,” katanya sambil melepas jam itu dari
tangannya dan menyerahkannya pada orang itu. Transaksi usai, orang itu segera
beranjak dengan riang.
“Hei,
tunggu dulu!” seru Anton. Orang asing itu menengok dengan pandangan curiga.
Anton menunjuk pada dua koper yang tadi digotongnya. “Jangan lupa baterainya!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar