Rabu, 21 Maret 2012

media pembelajaran

Pengertian Media Pembelajaran

Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar  sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran / pelatihan.
Sedangkan menurut Briggs (1977) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Kemudian menurut National Education Associaton(1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.
Posisi media pembelajaran. Oleh karena proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem pembelajaran
Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
Menurut Edgar Dale, dalam dunia pendidikan, penggunaan media pembelajaran seringkali menggunakan prinsip Kerucut Pengalaman, yang membutuhkan media seperti buku teks, bahan belajar yang dibuat oleh guru dan “audio-visual”.
 

Jumat, 16 Maret 2012

Alfred Binet (Tugas II)



Desi Mariana Maloky (111301043)

Safrida Liasna br Tarigan (111301057

Nenita Sari S G (111301069)

Mira Tantri Saragih (111301099)






ALFRED BINET

     Binet dilahirkan di Nice Francis pada tahun 1857. Ayahnya adalah seorang dokter, dan ibunya adalah seorang pelukis. Kedua orang tuanya bercerai ketika ia masih muda, dan Binet pindah ke Paris dengan ibunya. Dia masuk sekolah hukum dan mendapatkan gelarnya tahun 1878. Dia telah merencanakan melanjutkan sekolahnya ke kedokteran, tapi dia memutuskan untuk di Psikologi yang ia anggap lebih penting. Binet banyak mendapatkan pengetahuan psikolgi dari membaca buku-buku karya Charles Darwin, Alexander Bain, dan lain-lain.Alfred Binet dikenal sebagai seorang psikolog dan juga pengacara (ahli hukum). Sebagai anggota komisi investigasi masalah-masalah pendidikan di Perancis, Alfred Binet mengembangkan sebuah test untuk mengukur usia mental (the mental age atau MA) anak-anak yang akan masuk sekolah. Usia mental tersebut merujuk pada kemampuan mental anak pada saat ditest dibandingkan pada anak-anak lain di usia yang berbeda.
     Pada tahun 1881, pemerintah Perancis mengeluarkan undang-undang yang mewajibkan semua anak masuk sekolah. Sebelum nya, anak yang lambat belajar biasanya tetap berada di rumah; sekarang guru harus mengahadapi berbagai perbedaan individual. Pemerintah meminta Binet untuk membuat sebuah tes yang dapat mendeteksi anak mana yang terlalu lambat secara intelektualnya, dan anak mana yang akan mendapat manfaat dari kurikulum seperti biasa.Dalam membentuk teorinya ia dibantu mahasiswanya, Theophile Simon, sehingga tesnya terkenal dengan nama Test Binet-Simon. Alfred Binet dan Theophile Simon, mulai merancang suatu alat evaluasi yang dapat dipakai untuk mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan kelas-kelas khusus (kemampuan di bawah rata-rata).
     Tahun 1916, Lewis Terman, seorang psikolog dari Amerika membuat banyak perbaikan dari tes Binet-Simon dengan karangannya The Measurement of Intelligence: An Explanation of and a Complete Guide for the Use of the Stanford Revision and Extension of the Binet-Simon Intelligence Scale. (Becker 2003). Ia mengembangkan tes Binet untuk diadaptasi pada anak sekolah Amerika. Ia membakukan pemberian tes dan mengembangkan norma tingkat usia dengan memberikan tes kepada ribuan anak. Ia menetapkan indeks numerik yang menyatakan kecerdasan sebagai rasio (perbandingan) antara usia mental (mental age) dengan usia kronologis (chronological age). Hasil perbaikan ini disebut tes Stanford-Binet.Tes Stanford Binet ini mengalami beberapa revisi tahun 1937, 1960/1972, 1986, dan terbaru 2003.Rumus untuk menentukan Intelligensi seseorang: IQ=MA/CA*100. Test IQ inilah yang dikemudian hari dinamai Stanford-Binet Intelligence Test yang masih sangat populer sampai dengan hari ini.

Interpretasi IQ
Bagaimana IQ diinterpretasikan? Distribusi IQ kira-kira membentuk kurva yang ditemukan pada banyak perbedaan individual, seperti perbedaan tingi badan, berbentuk lonceng; kurva berbentuk lonceng ini dinamakan dengan kurva disribusi normal.

Deskripsi Verbal

0-19 = Idiot

20-49 =Embicile

50-69 = Moron

70-79 = Inferior

80-89 = Bodoh

90-109 = Normal

110-119 = pandai

120-129 = Superior

130-139 = Sangat Superior

140-179 = Gifted

180 ke atas = Genius

Daftar Pustaka :
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2194104-kecerdasan-intelektual-iq/#ixzz1pLDKNpdr
Books.google.co.id
http://thebiografis.wordpress.com/2010/08/02/alfred-binet-1857-1911/
Santrock, Jhon. W. (2007). Psikologi Pendidikan. Jakarta:Kencana