Sabtu, 30 Juni 2012

MOTIVASI KERJA

Contoh soal demotivasi karyawan


Seorang karyawan yang bekerja sebagai supervisor di salah satu perusahaan asuransi merasa kecewa dengan sikap manajer di kantornya. Sebelumnya perusahaan telah memiliki suatu aturan tentang tingkat angka client standar yang harus dicapai oleh para supervisor setiap bulannya. Namun di suatu bulan,perusahaan menjanjikan bonus bagi client yang bisa mencapai hasil lebih dari 100% dari standar yang telah ditetapkan tersebut. Hal ini memang amat jarang terjadi dalam perusahaan.Saat tiba akhir bulan, rapat evaluasi pun diadakan. Salah satu supervisor yaitu pak X bersama agen-agen nya mampu mencapai target asli 100%. Namun rekan supervisor X tadi ada yang mencapai target hingga 150%. Padahal selama ini,kinerja supervisor Y tersebut dengan agen-agennya tidak pernah optimal. Agen-agennya juga sangat jarang datang ke kantor.Dan ternyata akhirnya diketahui bahwa manajer mereka memberikan sebuah hasil proyek kepada supervisor Y tadi. Atau dengan kata lain mereka berdua bekerja sama dengan berbuat curang agar si Y tadi bisa mendapat bonus.Padahal supervisor Y tadi,jika dilihat persentasi hasilnya, ia hanya memperoleh 60%. Jelas hal tersebut menimbulkan rasa kecewa bagi supervisor X dan agen2x nya. Mereka mengalami demotivasi kerja, dan mulai malas untuk mengikuti setiap kegiatan perusahaan. Kinerja kerja mereka juga jauh sangat berkurang setelah kejadian tersebut. Mereka merasa bahwa pimpinan mereka telah berbuat curang dan bersikap tidak adil dengan melakukan hal tersebut.mereka merasa bahwa dengan cara tsb, sama saja bhw perusahaan tidak menghargai usaha dan kinerja para pegawainya.

Teori yang berhubungan dengan hal-hal tersebut adalah :
The Reinforcement Model of Work Motivation
•People keep doing things that have rewarding outcomes.
Reward yang diberikan memungkinan terjadinya bahwa perilaku yang mereka ikuti akan terjadi lagi dalam kondisi yang sama.
•Teori Kebutuhan Berprestasi McClelland
Keinginan untuk memotivasi prestasi seimbang terhadap keinginan untuk menghindari kegagalan, bagaimanapun.
Expectancy Theory
-Effort-peformance expectancy
-Performance-outcame expectancy
-Instrumentality
-Value=Perasaan karyawan atas hasil yang ia peroleh.

Jumat, 29 Juni 2012

A Thousand Years ^^

Heart beats fast
Colors and promises
How to be brave
How can I love when I'm afraid to fall
But watching you stand alone
All of my doubt suddenly goes away somehow
One step closer
[Chorus:]
I have died everyday waiting for you
Darling don't be afraid I have loved you
For a thousand years
I'll love you for a thousand more

Time stands still
Beauty in all she is
I will be brave
I will not let anything take away
What's standing in front of me
Every breath
Every hour has come to this

One step closer

[Chorus:]
I have died everyday waiting for you
Darling don't be afraid I have loved you
For a thousand years
I'll love you for a thousand more

And all along I believed I would find you
Time has brought your heart to me
I have loved you for a thousand years
I'll love you for a thousand more

One step closer
One step closer

[Chorus:]
I have died everyday waiting for you
Darling don't be afraid I have loved you
For a thousand years
I'll love you for a thousand more
And all along I believed I would find you
Time has brought your heart to me
I have loved you for a thousand years
I'll love you for a thousand more

Minggu, 24 Juni 2012

TUGAS PSIKOLOGI SOSIAL 2


Berhubungan dengan materi psikologi sosial 2, kali ini saya ingin bercerita tentang “Mempertahankan Hubungan”. Dalam mempertahankan suatu hubungan maka perlu usaha yang lebih agar hubungan tersebut dapat bertahan lama dan tetap baik. Hhmmm saya punya pengalaman mengenai hal tersebut, yakni terutama saat menjalin hubungan persahabatan dengan teman-teman saya sewaktu SMA dahulu. Dulu saat kelas 3 SMA. Saya memiliki teman berjumlah 3 orang. Dan kami berempat biasanya selalu pergi bersama keman-mana, lucu-lucuan, saling curhat, bergosip, hang out atau jalan-jalan bareng-bareng. Hhmmmm saat itu terasa amat menyenangkan dan rasanya seperti saya memiliki sebuah keluarga yang baru.
Namun, waktu juga harus sedikit membuat hubungan persahabatan kami menjadi jarang dan renggang. Saat pengumuman SNMPTN, sahabat saya ada yang lulus di Brawijaya-Malang, Lulus di Jakarta, dan yang seorang lagi meneruskan kuliah di Yogyakarta. Rasa sedih karena kami harus berpisah satu sama lain pun sempat muncul. Dan  sejak saat itu, hubungan persahabatan kami mulai semakin merenggang. Sejak masuk kuliah, kami menjadi sibuk dengan persiapan masuk kuliah, terutama teman-teman saya yang sekarang kuliah di luar kota.
Kami juga menjadi jarang berkomunikasi seperti lewat sms ataupun telfon. Kami lebih sering berkomunikasi saat sama-sama sedang mengakses jejaring sosial terutama lewat twitter dan facebook. Saya terkadang merasa sedih dengan hal tersebut karena saya measa teman-teman saya sudah tidak seperti dahulu. Kami sudah lebih sibuk dengan urusan kami masing-masing, terutama dengan urusan perkuliahan. Namun sahabat-sahabat saya akan pulang saat iburan semester nanti dan saya harap hubungan kami akan kembali saperi dulu.

Rabu, 20 Juni 2012

Home Sweet Home ^^




<=== This is my sweet home.







Hai all...
      Kali ini aku mau kasih bocoran dikit tentang keluarga ku. Aku bersyukur bisa punya keluarga seperti yang aku miliki sekarang. Aku memiliki seorang ayah yang begitu baik, berwibawa, perhatian dan care dengan keluarga yang ia miliki, dan terutama sayang sama kami cemuaa =) . Aku juga bersyukur dilahirkan dari rahim seorang ibu yang penyabar, penyayang, senantiasa merawat aku dari sejak di kandungan hingga saat ini, dan mau menjadi salah satu orang yang selalu jadi tempat aku mencurahkan isi hati ku.
      Aku juga senang bisa punya seorang adik, namanya “Ninka Indah”. Dia sekarang duduk di kelas 8 di SMP ST.Thomas 1 Medan. Hhmm, walaupun kami terkadang sering berantem dan dia sering banged buat aku kesel. Tapi aku gak akan pernah bisa buat marah sama dia lewat dari 1 hari. Why..? mungkin karena aku sayang banged sama nya. And she’s just only my one sister.
      Thanks God,, karena Engkau telah menganugerahi keluarga ini kepadaku. Terima kasih karena Engkau mengizinkan aku untuk hadir di tengah-tengah mereka. 
It’s my nice familiy ^^


Jam Tangan Canggih


Anton terhuyung-huyung di bandara sambil membawa dua koper besar yang berat. Seseorang  mendekatinya, “Maaf, saya mau tanya, jam berapa sekarang?” . Anton menghela napas, meletakkan kopernya, dan melihat jam tangannya. “Empat kurang sepuluh,”  katanya. “Wah, hebat sekali jam tangan Anda!” kata orang asing itu. Anton tampak senang. “Yah, begitulah. Silahkan kalau mau lihat...” Lalu ia memperlihatkan penunjuk zona waktu, bukan hanya untuk setiap zona waktu di dunia, namun juga untuk 86 metropolitan terbesar di dunia. Ia menekan beberapa tombol dan terdengar suara, “Sekarang pukul tujuh kurang sepuluh menit,” dalam bahasa Inggris yang fasih. Ia menekan beberapa tombol lagi, muncul suara serupa, namun dalam bahasa Jepang. Anton menjelaskan, “Saya memberikan aksen regional untuk setiap kota. Tampilannya bagus sekali dan suaranya juga mengagumkan.”
Orang asing itu melongo terkagum-kagum. “Masih ada lagi,” kata Anton. Ia menekan beberapa tombol, dan muncullah gambar yang kecil, namun beresolusi  tinggi, memperlihatkan peta Jakarta. “Titik yang berkedip-kedip itu menunjukkan lokasi kita menurut satelit,” kata Anton. “kita geser sedikit,” kata Anton, dan kini terlihat peta Jawa Barat.
“Wah, saya mau dong!” pinta orang itu. “Oh, belum bisa, jam ini belum siap untuk dijual. Saya masih harus mengujinya lagi,” kata Anton, yang ternyata seorang penemu. “Namun, lihat ini,” lanjut Anton. “Jam ini sebenarnya juga radio kecil, perangkat sonar yang bisa mengukur jarak sampai 125 meter, telepon genggam dan, yang paling menakjubkan, bisa membuat rekaman audio untuk kira-kira 300 buku standar, namun saat ini saya baru merekam 25 buku favorit,” jelas Anton panjang lebar.
“Pokoknya saya harus beli jam ini!” desak orang itu. “Seperti yang saya katakan tadi, penemuan ini belum siap benar.” Lalu turis tadi berkata lagi, “enggak masalah. Saya bayar sepuluh juta, ya?”
“Jangan, biaya yang saya keluarkan...”
“oke deh, limapuluh!”
“Tetapi ini...”
“Ya sudah, seratus!” Orang itu lalu mengeluarkan cek.
Anton berpikir sejenak . Ia menghabiskan sekitar 40 juta untuk membuat jam itu. Dengan 100 juta, berarti ia bisa membuatnya lagi dan memperjualbelikannya secara resmi dalam enam bulan. Orang asing itu sudah menandatangani ceknya. “Ini langsung saya bayar saat ini juga. Seratus juta. Ambil atau....”
Anton segera mengambil keputusan. “Baiklah,” katanya sambil melepas jam itu dari tangannya dan menyerahkannya pada orang itu. Transaksi usai, orang itu segera beranjak dengan riang.
“Hei, tunggu dulu!” seru Anton. Orang asing itu menengok dengan pandangan curiga. Anton menunjuk pada dua koper yang tadi digotongnya. “Jangan lupa baterainya!”


Senin, 18 Juni 2012

Nice song =)


WHAT MAKES YOU BEATIFUL - ONE DIRECTION

You're insecure
Don't know what for
You're turning heads when you walk through the door
Don't need make up
To cover up
Being the way that you are is enough

Everyone else in the room can see it
Everyone else but you

[Chorus]
Baby you light up my world like nobody else
The way that you flip your hair gets me overwhelmed
But when you smile at the ground it aint hard to tell
You don't know
Oh Oh
You don't know you're beautiful

If only you saw what I can see
You'll understand why I want you so desperately
Right now I'm looking at you and I can't believe
You don't know
Oh oh
You don't know you're beautiful
Oh oh
But that's what makes you beautiful

Simulasi Pedagogi dan Andragogi ^^


                Nenita Sari (11-069)
                Berliana Mega (11-095)

Halooo...
Mau berbagi cerita tentang the GREAT SATURDAY minggu lalu..:D Selain menyenangkan Sabtu kemarin itu juga sangat menambah ilmu saya mengenai pedagogi dan andragogi..ayoo kita dengerin sejenak teman-teman :)
     Nah, jadi Sabtu kemarin itu tepatnya saat mata kuliah Psikologi Pendidikan, kami dibagi menjadi beberapa kelompok dimana tiap-tiap kelompok diberikan tugas untuk membuat dan memerankan sebuah lakon yang menceritakan pedagogi dan andragogi. Sebelumnya, teman-teman juga sudah tahu kan apa itu pedagogi dan andragogi? Pastinya yaa..:D Bagi yang belum tahu, di dalam lakon nanti juga akan dijelaskan kembali kok..
Jadi, saya bersama teman kelompok saya memutuskan untuk mengambil topik mengenai "belajar mengemudi mobil". Nah, untuk pelakonan yang pertama itu kami menampilkan Andragogi, dimana ceritanya ada seorang anak yang kira-kira sudah menginjak dewasa awal, ingin memperdalam cara mengemudinya, oleh karena itu dia meminta izin kepada ibunya untuk pergi belajar mengemudi di sebuah tempat belajar mengemudi dan ibunya mengizinkannya, ibu itu hanya memberikan nasihat kepada anaknya bahwa anaknya dapat pergi sendiri ke tempat belajar mengemudi itu. Sesampainya disana, anak itu pun bertemu dengan guru mengemudinya dan berkata bahwa dia ingin memperdalam cara mengemudinya agar lebih baik lagi walaupun awalnya dia sudah diajarkan oleh ibunya. Kemudian guru hanya dengan mengarahkan bagaimana cara mengemudi yang baik itu, harus bagaimana jika mau mundur atau memarkirkan mobilnya, anak itu sudah langsung mengerti. 
Sedangkan pada pelakonan Pedagogi, yang ceritanya berlatar di sebuah pekarangan rumah, ketika seorang anak SMP yang diajari mengemudi oleh ibunya. Dimana ibu harus secara perlahan membujuk dan mengarahkan anaknya untuk percaya bahwa belajar mobil itu tidak menyeramkan karena ibu akan selalu ada mendampinginya dan mengarahkan apa yang harus dilakukannya tahap demi tahap. :)
       Dari simulasi andragogi dan pedagogi di atas, dapat disimpulkan bahwa andragogi yang merupakan seni/strategi mengajar pada orang dewasa, dimana dewasa disini berarti dewasa secara biologis, psikologis, serta sosial. Orang dewasa lebih memiliki motivasi yang tinggi untuk memenuhi apa yang dibutuhkannya dalam menjalani hidup ini, lebih mandiri dan lebih banyak pengalaman, jika dibandingkan dengan pedagogi yang digunakan kepada anak-anak yang masih membutuhkan motivasi-motivasi untuk membuatnya lebih bersemangat, serta yang masih harus didampingi. Selain itu, Andragogi disini lebih kepada pendidikan yang informal tetapi masih dalam bentuk organisasi seperti, kursus mengemudi, kursus memasak, kejar paket A, dsb, berbeda pula dengan Pedagogi yang tidak hanya dapat diterapkan pada pendidikan persekolahan tetapi juga dapat digunakan oleh para orangtua dalam mendidik anak. ^^
        Itulah Sabtu yang menyenangkan apabila kita menikmati dan memahami maksud dari apa yang telah kita lakukan. Sekian dulu yaa teman-teman, semoga bermanfaat ;))

SIMULASI ANDRAGOGI

Sewaktu perkuliahan minggu lalu mengenai andragogi, kami dibagi menjadi beberapa kelompok. Dan setiap kelompok diperintahkan untuk mempersiapkan sebuah simulasi tentang perbedaan antara andragogi dan paedagogi. Setelah berdiskusi cukup lama dan memilih beberapa tema cerita. Kelompok kami akhirnya memilih untuk mensimulasikan tentang cara belajar mengemudi. Untuk Pedagogi nya, kami mensimulasikan bahwa ada seorang anak perempuan yang baru tamat SMP. Nah..ibu dari anak tersebut mengajak anaknya agar mau belajar mengemudikan mobil dengan diajari oleh ibunya. Ibunya memberikan pengarahan tentang bagaimana cara mengemudikan mobil, seperti cara men-starter, memasukkan gigi, mengerem, dan sebagainya. Dan si anak mendengarkan dan mempraktekan apa yang diajarkan oleh ibunya tersebut.

Sedangkan dalam hal Andragoginya, kami mensimulasikan cerita tentang seorang perempuan yang sedang kursus mengemudi mobil. Namun, perempuan tersebut juga sudah belajar dirumah dan mempraktekan nya. Perempuan tersebut memiliki keinginan untuk berlatih dan mencari tahu dimana letak yang belum ia ketahui. Saat di tempat kursus, ia bertanya tentang hal yang belum ia ketahui kepada guru mengemudinya. Saat gurunya ingin menjelaskan, ia juga menawarkan agar mereka langsung masuk ke prakteknya, agar ia dapat menjadi semakinmudah untuk mengetahui bagaimana caranya.

Dari simulasi kami tersebut, kami dapat melihat bahwa perbedaan antara pembelajaran pedagogi dan andragogi adalah pada pedagogi, pembelajaran lebih bersifat pasif, dimana murid kebanyakan mendengarkan gurunya dan hanya sesekali bertanya. Murid mengikuti tata cara dan sistem sang guru dalam mengajar. Dan cara pembelajaran pedagogi juga dapat dilakukan di dalam organisasi maupun di luar organisasi. Sedangkan untuk andragoginya, pembelajaran lebih bersifat aktif. Dimana murid bahkan lebih antusias dalam proses pembelajaran tersebut. Murid memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar dan sudah memiliki tujuan yang jelas dalam mempelajari suatu hal. Dalam andragogi, murid juga sudah memiliki pengalaman yang lebih. Pembelajaran andragogi harus dilakukan dalam sebuah organisas ataupun lembaga.

Kamis, 14 Juni 2012

Tugas Psikologi Sosial 1

     Berbicara tentang topik psikologi sosial, di dalam topik ini akan membahas tentang banyak hal, salah satu diantaranya adalah karakteristik-karakteristik dari pembicara yaitu credibility,attractiveness, dan intent. Berhubungan dengan karakteristik pembicara tadi, saya punya suatu pengalaman menarik mengenai hal tersebut.
     Banyak universitas-universitas swasta yang mengadakan promosi ke sekolah saya sewaktu kelas 3 SMA dulu. Diantaranya ada dari Politeknik Amik MBP dan dari Universitas Atmajaya yang ada di Jakarta. Saat mahasiswadari Amik MBP yang melakukan promosi, secara jujur kabanyakan dari teman-teman saya dan juga saya kurang tertarik untuk mendengarkan kalimat-kalimat promosi mereka. Mahasiswa mereka datang dengan memakai kaus oblong dan celana jeans. Dandanan mereka juga sangat polos. Lalu mereka juga seakan-akan tidak serius dalam mempromosikan tempat kuliah mereka. Para mahasiswa itu juga hanya memberikan sebuah kalender sebagai reward mereka.
    

Nostalgia ku

     Hari ini adalah hari pertama setelah ujian SNMPTN selesai. Hhhmmm tiba-tiba aja aku pengen mengingat tentang kejadian yang terjadi sekitar kurang dari 1 tahun yang silam. Saat dimana menurut aku,teman-teman ku, dan ya mungkin semua anak kelas 3 SMA adalah bisa dibilang jadi penentuan masa depan kami semua. Seperti siswa/i kelas 3 SMA lainnya, aku ikut bimbingan belajar (bimbel) di salah satu tempat bimbel yang cukup populer dan bagus. Waktu terus berjalan mulai dari aku duduk di bangku kelas 3 SMA, semester 1 terlewati, masuk ke semester 2 yang penuh dengan semangat plus banyak tantangan. ujian ini-itu, hingga sampai ke yang jadi salah satu penentu masa depan kami anak kelas 3 SMA, yaitu Ujian Nasional. waktu itu UN, puji Tuhan aku bisa menjalaninya dengan sebaik mungkin. Dan jeng-jeng-jeng, pengumuman UN pun tiba.. Yeee aku akhirnya LULUS jugaa... Perang besar 1 telah terlewati juga.
      Tapi ternyata perang setelah UN ini adalah perang yang sebenarnya dan perang terbesar bagi kami semua anak kelas 3 SMA, yaitu SNMPTN. Whuaaa hari-hari berjalan dengan begitu cepat. Waktu itu aku mutusin buat ambil program bimbel buat IPC. Hehehe resiko jadi anak kelas 3 SMA,selesai UN wajib kudu buat bimbel tiap hari,bangun tiap pagi karena harus masuk jam 8. Terus bahas 3 mata pelajaran tiap hari. Tapi.. Keep on fire. :)
     Dulu tiap hari, aku selalu bawa soal dan buku kumpulan soal dari bimbel ku, yang tebelnya ituu.. Astaga, tuh buku setara dengan buku kuliah ku yang untuk PUM yang sekarang lagi ku pegang. Terus buku kumpulan rumus plus buku pedoman materi juga. So,,pasti kebayang kan gimana beratnya..? Hehehe harus diskusi hampir tiap hari dari siang ampe sore dan bahkan malam. Kadang papa mama ku juga sering marah,karena sebenernya seh mereka care bgd sama ku. Takut anaknya ntar jadi sakit seh kata mereka. Hehehe.
      Dan tiba saatnya pendaftaran buat SNMPTN dibuka...aku dan temen-temen ku langsung buru-buru buat daftar.  Waktu mau milih jurusan..hhmmm sempat bingun banged mau ambil apa buat pilihan ke-2 dan ke-3 nya. Karena banyak bgd yang aku sukaa. Tapi Luckily, ada orang tua ku dan juga kakak dan abang tentor ku yang selalu ngasih arahan ke aku. Jadi akhirnya aku mutusin buat ngambil pilihan:
1 : Psikologi di USU. Because it's my dream
2 : Pend.B.Inggris di Unimed. Hhhmm atas saran mama, katanya biar nanti ada yang jadi PENERUS nya.
3 : Agribisnis di Brawijaya(Malang).
      Dan akhrinya ujian SNMPTN pun dimulai. Aku harus berikan usaha dan kerja keras yang terbaik saai itu. Tapi kemarin sempat udah putus asa, karena ada kesalahan teknis waktu ngisi lembar jawaban di hari 1 ujianJujur, aku sempat udah hilang harapan bakalan lulus karena kesalahan yang dilakukan oleh pengawas kami hingga kami semua satu ruangan harus menghadap beliau setelah ujian SNMPTN selesai. Tapi ternyata Tuhan emang baik bangeedd,, dari yang aku sendiri udah gak berharap akan lulus di ujian ini. Tapi finally...
       Tiba saatnya pengumuman SNMPTN via online, hari itu kami sekeluarga pergi ke kampung untuk jiarah. Tapi yang ada di pikiran ku cuman gimana hasil SNMPTN ntar, aku berpikir bahwa orang tua ku pasti bakalan kecewa dengan ku. Hingga saat kami sudah kembali ke rumah dan sewaktu pengumuman udah keluar, teman-teman ku rata-rata sudah melihat pengumumannya. Dan mereka banyak yang lulus. Saat mereka bertanya bagaimana dengan aku sendiri, aku dengan jujur bilang kalau aku belum melihatnya. Yaa karena emang aku takut banged waktu itu.
       Tapi akhirnya aku memberanikan diri juga untuk melihat pengumuman tersebut. Ingatan saat aku melihat pengumuman itu masih melekat jelas di memori ku. Bayangkan saja, tangan ku sampai gemetaran saat mengetik nomor peserta ku. Dan saat pertama, hasil yang keluar error, mungkin karena terlalu banyak yang juga sedang membukanya. Lalu dengan sedikit lagi harapan yang aku punya. Aku berusaha untuk memasukkan nomor peserta ku sekali lagi. Dan... Thanks a lot God..You're so amazing. Aku LULUS di pilihan pertama, aku LULUS di Fakultas yang selama ini aku impikan. Secara refleks pun aku langsung meloncat-loncat karena begitu bahagianya. Waktu melihat nama ku tertera di situ dengan kalimat yang intinya  SELAMAT ANDA DITERIMA DI FAKULTAS PSIKOLOGI USU itu rasanya kayak beban berat yang selama ini ku tanggung tuh jadi lenyap gitu aja. Rasanya kayak berasa terbang ke langit. Amazing bangeed deh pokoknya.
      And here i'm now.. Aku harus berusaha buat mempertahankan hal ini dan terus menggapai mimpi-mimpi ku. Dan satu hal yang paling penting adalah aku juga harus tetap berserah kepada Tuhan. FIGHTING =)

Jumat, 08 Juni 2012

ANDRAGOGI

    Andragogi adalah proses untuk melibatkan peserta didik dewasa ke dalam suatu struktur pengalaman belajar. Istilah ini awalnya digunakan oleh Alexander Kapp, seorang pendidik dari Jerman, pada tahun 1833, dan kemudian dikembangkan menjadi teori pendidikan orang dewasa oleh pendidik Amerika Serikat, Malcolm Knowles .Andragogi berasal dari bahasa Yunani yaitu “aner” yang berarti orang dewasa, dan “agogos” yang berarti memimpin, membina.Istilah andragogi telah digunakan untuk menunjukkan perbedaan antara pendidikan yang diarahkan diri sendiri dengan pendidikan melalui pengajaran oleh orang lain. Dalam andragogi, mendidik bukan berarti menggurui, bukan mengisi mereka dengan pengetahuan tapi sebagai bentuk kerjasama saling meningkatkan pengetahuan, dan menempatkan orang dewasa sebagai subjek bukan objek. Andragogi mempelajari sifat fisik, psikis dan karakter orang dewasa.Sebelum muncul Andragogi, yang digunakan dalam kegiatan belajar adalah Pedagogy. Konsep ini menempatkan murid/siswa sebagai obyek di dalam pendidikan, mereka mesti menerima pendidikan yang sudah di setup oleh sistem pendidikan, di setup oleh gurunya/pengajarnya. Apa yang dipelajari, materi yang akan diterima, metode panyampaiannya, dan lain-lain, semua tergantung kepada pengajar dan tergantung kepada sistem. Murid sebagai obyek dari pendidikan.Dalam Andragogy inilah, kita kenal istilah-istilah Enjoy Learning, Workshop, Pelatihan Outbond,dll.
    Malcolm Knowles (1970) dalam mengembangkan konsep andragogi, mengembangkan empat pokok asumsi sebagai berikut:
a. Konsep Diri: Asumsinya bahwa kesungguhan dan kematangan diri seseorang bergerak dari ketergantungan total (realita pada bayi) menuju ke arah pengembangan diri sehingga mampu untuk mengarahkan dirinya sendiri dan mandiri. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa secara umum konsep diri anak-anak masih tergantung sedangkan pada orang dewasa konsep dirinya sudah mandiri. Karena kemandirian inilah orang dewasa membutuhkan memperoleh penghargaan orang lain sebagai manusia yang mampu menentukan dirinya sendiri (Self Determination), mampu mengarahkan dirinya sendiri (Self Direction). Apabila orang dewasa tidak menemukan dan menghadapi situasi dan kondisi yang memungkinkan timbulnya penentuan diri sendiri dalam suatu pelatihan, maka akan menimbulkan penolakan atau reaksi yang kurang menyenangkan.
b. Peranan Pengalaman: Asumsinya adalah bahwa sesuai dengan perjalanan waktu seorang individu tumbuh dan berkembang menuju ke arah kematangan. Dalam perjalanannya, seorang individu mengalami dan mengumpulkan berbagai pengalaman pahit-getirnya kehidupan, dimana hal ini menjadikan seorang individu sebagai sumber belajar yang demikian kaya, dan pada saat yang bersamaan individu tersebut memberikan dasar yang luas untuk belajar dan memperoleh pengalaman baru.
c. Kesiapan Belajar : Asumsinya bahwa setiap individu semakin menjadi matang sesuai dengan perjalanan waktu, maka kesiapan belajar bukan ditentukan oleh kebutuhan atau paksaan akademik ataupun biologisnya, tetapi lebih banyak ditentukan oleh tuntutan perkembangan dan perubahan tugas dan peranan sosialnya. Pada seorang anak belajar karena adanya tuntutan akademik atau biologiknya. Tetapi pada orang dewasa siap belajar sesuatu karena tingkatan perkembangan mereka yang harus menghadapi dalam peranannya sebagai pekerja, orang tua atau pemimpin organisasi. Hal ini membawa implikasi terhadap materi pembelajaran dalam suatu pelatihan tertentu. Dalam hal ini tentunya materi pembelajaran perlu disesuaikan dengan kebutuhan yang sesuai dengan peranan sosialnya.
d. Orientasi Belajar: Asumsinya yaitu bahwa pada anak orientasi belajarnya seolah-olah sudah ditentukan dan dikondisikan untuk memiliki orientasi yang berpusat pada materi pembelajaran (Subject Matter Centered Orientation). Sedangkan pada orang dewasa mempunyai kecenderungan memiliki orientasi belajar yang berpusat pada pemecahan permasalahan yang dihadapi (Problem Centered Orientation).

 Keunggulan dan Kelemahan Teori Belajar Andragogi 
    Kegiatan pendidikan baik melalui jalur sekolah ataupun luar sekolah memiliki daerah dan kegiatan yang beraneka ragam. Pendidikan orang dewasa terutama pendidikan masyarakat bersifat non formal sebagian besar dari siswa atau pesertanya adalah orang dewasa, atau paling tidak pemuda atau remaja. Oleh sebab itu, kegiatan pendidikan memerlukan pendekatan tersendiri. Dengan menggunakan teori andragogi kegiatan atau usaha pembelajaran orang dewasa dalam kerangka pembangunan atau realisasi pencapaian cita-cita pendidikan seumur hidup dapat diperoleh dengan dukungan konsep teoritik atau penggunaan teknologi yang dapat dipertanggung jawabkan.
    Andragogy memiliki kelemahan, salah satunya adalah bahwa siswa-siswa yang tidak terlalu memahami tentang luasnya ilmu kemudian tidak bisa dibebaskan memilih apa yang mereka sukai dan mereka pelajari. Seolah sistem Andragogy hanya sebagai suatu sistem yang menggembirakan siswanya saja dan melupakan tujuan sebuah pendidikan itu dilakukan. Penjagaan-penjagaan terhadap ilmu pengetahuan juga sangat sulit untuk dilakukan.

Perbedaan Pedagogik Dan Andragogik

No
Asumsi
Pedagogik
Andragogi
1
Kosep tentang diri peserta didik
Peserta didik digambarkan sebagai seseorang yang bersifat tergantung. Masyarakat mengharapkan para guru bertanggung jawab sepenuhnya untuk menentukan apa yang harus dipelajari, kapan, bagaimana cara mempelajarinya, dan apa hasil yang diharapkan setelah selesai
Adalah suatu hal yang wajar apabila dalam suatu proses pendewasaan, seseorang akan berubah dari bersifat tergantung menuju ke arah memiliki kemampuan mengarahkan diri sendiri, namun setiap individu memiliki irama yang berbeda-beda dan juga dalam dimensi kehidupan yang berbeda-beda pula. Dan para guru bertanggungjawab untuk menggalakkan dan memelihara kelangsungan perubahan tersebut. Pada umumnya orang dewasa secara psikologis lebih memerlukan penga- rahan diri, walaupun dalam keadaan tertentu mereka bersifat tergantung.
2
Fungsi Pengalaman peserta didik
Di sini pengalaman yang dimiliki oleh peserta didik tidak besar nilainya, mungkin hanya berguna untuk titik awal. Sedangkan penglaman yang sangat besar manfaatnya adalah pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari gurunya, para penulis, produsen alat-alat peraga atau alat-alat audio visual dan pengalaman para ahli lainnya. Oleh karenanya, teknik utama dalam pendidikan adalah teknik penyampaian yang berupa: ceramah, tugas baca, dan penyajian melalui alat pandang dengar.
Di sini ada anggapan bahwa dalam perkembangannya seseorang membuat semacam alat penampungan (reservoair) pengalaman yang kemudian akan merupakan sumber belajar yang sangat bermanfaat bagi diri sendiri mau pun bagi orang lain. Lagi pula seseorang akan menangkap arti dengan lebih baik tentang apa yang dialami daripada apabila mereka memperoleh secara pasif, oleh karena itu teknik penyampaian yang utama adalah eksperimen, percobaan-percobaan di laboratorium, diskusi, pemecahan masalah, latihan simulasi, dan praktek lapangan.
3
Kesiapan belajar
Seseorang harus siap mempelajari apapun yang dikatakan oleh masyarakat, dan hal ini menimbulkan tekanan yang cukup besar bagi mereka karena adanya perasaan takut gagal, anak-anak yang sebaya diaggap siap untuk mempelajari hal yang sama pula, oleh karena itu kegiatan belajar harus diorganisasikan dalam suatu kurikulum yang baku, dan langkah-langkah penyajian harus sama bagi semua orang.
Seseorang akan siap mempelajari sesuatu apabila ia merasakan perlunya melakukan hal tersebut, karena dengan mempelajari sesuatu itu ia dapat memecahkan masalahnya atau dapat menyelesaikan tugasnya sehari-hari dengan baik. Fungsi pendidik di sini adalah menciptakan kondisi, menyiapkan alat serta prosedur untuk membantu mereka menemukan apa yang perlu mereka ketahui. Dengan demikian program belajar harus disusun sesuai dengan kebutuhan kehidupan mereka yang sebenarnya dan urutan-urutan penyajian harus disesuaikan dengan kesiapan peserta didik.
4
Orientasi belajar
Peserta didik menyadari bahwa pendidikan adalah suatu proses penyampaian ilmu pengetahuan, dan mereka memahami bahwa ilmu-ilmu tersebut baru akan bermanfaat di kemudian hari. Oleh karena itu, kurikulum harus disusun sesuai dengan unit-unit mata pelajaran dan mengikuti urutan-urutan logis ilmu tersebut , misalnya dari kuno ke modern atau dari yang mudah ke sulit. Dengan demikian, orientasi belajar ke arah mata pelajaran. Artinya jadwal disusun berdasarkan keterselesaian nya mata-mata pelajaran yang telah ditetapkan.
Peserta didik menyadari bahwa pendidikan merupakan suatu proses peningkatan pengembangan kemampuan diri untuk mengembangkan potensi yang maksimal dalam hidupnya. Mereka ingin mampu menerapkan ilmu dan keterampilan yang diperolehnya hari ini untuk mencapai kehidupan yang lebih baik atau lebih efektif untuk hari esok. Berdasarkan hal tersebut di atas, belajar harus disusun ke arah pengelompokan pengembangan kemampuan. Dengan demikian orientasi belajar terpusat kepada kegiatannya. Dengan kata lain, cara menyusun pelajaran berdasarkan kemampuan-kemampuan apa atau penampilan yang bagaimana yang diharap kan ada pada peserta didik.


SUMBER : 
http://www.oocities.org/teknologipembelajaran/andragogi.html
http://halamanputih.wordpress.com/tag/konsep-andragogi-dalam-belajar/
http://id.wikipedia.org/wiki/Andragogi
http://edukasi.kompasiana.com/2012/05/02/andragogi-pendidikan-orang-dewasa/

DOKUMENTASI MINI PROYEK

Anggota :    Desi Mariana (11-043)
                   Safrida Liasna (11-057)
                  Nenita Sari  S G (11-069)
                  Mira Tantri (11-099)

                                                             GALERI PHOTO






















Kamis, 07 Juni 2012

Tokoh Kepribadian "Murray"

1. Sejarah teori Murray

     Murray mulai tertarik pada dunia psikologi saat membaca buku Jung Psychological Types, kemudian pertemuannya dengan Carl Jung mengubah pandangan Murray terhadap psikoanalisis, hingga pada akhirnya Murray memutuskan untuk menjadi seorang psikolog, dan kemudian melakukan penelitian tentang kepribadian. Pada tahun 1930, Murray menciptakan istilah personologi untuk menjelaskan cabang ilmu psikologi yang mempelajari kehidupan manusia individual dan faktor-faktor yang mempengaruhi perjalanannya (1938, hal 4). Dengan keyakinan kuat bahwa untuk memahami makna satu proses apapun dari kepribadian, seseorang harus memiliki pemahaman terhadap keseluruhan, Murray menekankan keperluan akan “studi individu yang sistematik dan berjangka panjang.” Dia telah berulang kali menegaskan kesia-siaan banyaknya data yang diperoleh tanpa laboratorium, dengan tetap bersikeras bahwa kita tidak akan maju selama kita mempelajari orang di luar konteks dan dalam kondisi-kondisi yang tidak asli.        

    

Rabu, 06 Juni 2012

PROYEK MINI

ANGGOTA : Desi Mariana (11-043)
                      Safrida Liasna br Tarigan (11-057)
                      Nenita Sari S G (11-069)
                      Mira Tantri (11-099)


“MEDIA DAN METODE PEMBELAJARAN PADA ANAK TUNA NETRA”

PENDAHULUAN
Latar Belakang
            Pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus akhir-akhir ini sudah mulai mengalami perkembangan. Pemerintah Indonesia termasuk Dinas Pendidikan juga sudah menaruh perhatian kepada penempatan pendidikan bagi anak-anak dengan kebutuhan khusus. Hal ini dapat terlihat dari beberapa sekolah yang sudah disediakan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan mereka. Namun walaupun demikian, media pembelajaran bagi anak dengan kebutuhan khusus ini masih kurang memadai, demikian juga dengan jumlah sekolah yang ada kerap kali belum sesuai dengan jumlah anak-anak berkebutuhan khusus.
          Seperti halnya di Indonesia, terutama di daerah kota Medan peneliti melihat bahwa hanya terdapat beberapa sekolah yang memang diperuntukkan untuk menangani anak-anak dengan kebutuhan khusus tersebut, terutama anak-anak dengan kondisi cacat fisik, misalnya tuna netra. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk membahas tentang media dan metode pembelajaran pada anak tuna netra. Peneliti ingin mengobservasi berbagai media pembelajaran yang kerap digunakan oleh anak-anak tuna netra di dalam kegiatan belajar mereka. Selain itu apakah media pembelajaran tersebut sudah cukup memenuhi dalam kebutuhan belajar mereka.
          Peneliti juga tertarik untuk membahas tentang berbagai metode pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar bagi anak-anak dengan kebutuhan khusus terutama anak tuna netra. Serta sudah seberapa efektif kah metode pengajaran yang diberikan kepada anak-anak tuna netra di dalam persekolahan mereka.

Tujuan
          Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengobservasi berbagai media pembelajaran yang digunakan bagi pendidikan anak-anak tuna netra. Dan mengetahui metode pembelajaran yang juga digunakan dalam proses belajar mengajar bagi anak-anak tuna netra guna memperoleh metode pembelajaran yang paling efektif bagi anak-anak tuna netra.

Manfaat
          Manfaat dari penelitian ini adalah :
           -   Mengetahui berbagai media pembelajaran yang digunakan dalam pendidikan anak-anak tuna netra.
               -   Mengetahui berbagai metode pembelajaran yang ada.
               -   Mengetahui metode pembelajaran yang efektif bagi anak-anak tuna netra.
               -    Mengetahui pentingnya metode pengajaran teacher centered dan learner centered.

LANDASAN TEORI

Dalam hal ini, peneliti menggunakan beberapa teori yang bisa digunakan untuk menjelaskan fenomena yang terjadi, seperti :
1. Teori tentang Metode Mengajar
    Ada beberapa metode mengajar yang digunakan para guru, garis besarnya yaitu :
  Ã¼  Metode Ceramah
Metode mengajar yang dilakukan guru dengan cara satu arah, dimana guru sepenuhnya memberikan materi pelajaran dan murid mendengarkan. Dalam pelaksanaan ceramah untuk menjelaskan urainnya, guru dapat menggunakan alat-alat bantu, seperti gambar- gambar dan yang paling utama adalah bahasa lisan.
  Ã¼ Metode Diskusi
Metode mengajar dimana guru akan membentuk murid menjadi beberapa kelompok. Dan kelompok-kelompok murid ini nanti akan mendiskusikan tentang materi pelajaran yang sedang dibahas.
  Ã¼  Metode Tanya-Jawab
Metode tanya jawab ialah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru ke siswa dan begitu juga sebaliknya.
  Ã¼  Metode Demonstrasi
Metode Demostrasi atau praktik adalah metode mengajar yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik. Metode ini digunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses yang bersifat praktis.
  Ã¼  Metode Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas adalah suatu cara dalam proses belajar mengajar di mana guru memberi tugas tertentu dan murid mengerjakannya, kemudian tugas tersebut dipertanggung jawabkan kepada guru.
    Teori tentang metode pengajaran ini digunakan oleh peneliti untuk menjelaskan penggunaan metode pengajaran yang diberikan oleh guru di SLB tersebut kepada muridnya.

    2. Teori Perencanaan dan Instruksi Pelajaran
Terdapat dua jenis teori perencanaan dan pelajaran, yaitu
 Ã¼  Teacher-Centered
Di dalam pendekatan teori ini, perencanaan dan instruksi pembelajaran disusun dengan ketat dan guru mengarahkan pembelajaran murid. Pada tipe perencanaan pelajaran ini, guru jauh lebih banyak berperan daripada murid.Tiga alat umum yang berguna dalam perencanaan ini, yaitu menciptakan sasaran behavioral (perilaku), menganalisis tugas, dan menyusun taksonomi (klasifikasi) instruksional.
 Ã¼   Learner-Centered
Instruksi dan perencanaannya terletak pada siswa, bukan guru.Prinsip ini menekankan pembelajaran dan pelajar yang aktif dan reflektif. Jadi di dalam pendekatan ini, murid yang lebih banyak aktif daripada guru. Murid berusaha mencari sendiri bahan tambahan materi pelajaran. Dan guru akan membimbing murid dalam proses belajar. Dalam learner centered, ada tiga strategi pembelajaran yang digunkan oleh guru, yaitu : Pembelajaran berbasis pada problem, Pertanyaan esensial, dan Pembelajaran penemuan.

3. Teori tentang Gaya Penataan Kelas
Terdapat beberapa gaya penataan kelas yang digunakan dalam proses belajar-mengajar, diantaranya :
·         Gaya Auditorium
Dimana semua murid duduk mengahadap guru.
·         Gaya Tatap Muka
Dimana murid saling duduk secara berhadapan.
·         Gaya Off-set
Dimana sejumlah murid (bisanya tiga atau empat anak) duduk di bangku tetapi tidak duduk berhadapan langsung satu sama lain.
·         Gaya Seminar
Dimana sejumlah besar murid (10 atau lebih) duduk di susunan berbentuk lingkaran, atau persegi, atau bentuk U.
·         Gaya Klaster
Dimana sejumlah murid (biasanya empat sampai delapan anak) bekerja dalam kelompok kecil.

4. Teori tentang Model Media Pembelajaran
·      Media dua dimensi
Media dua dimensi meliputi media grafis, media bentuk papan, dan media cetak.
·      Media tiga dimensi
    Media tiga dimensi dapat berwujud sebagai benda asli baik hidup atau mati dan dapat pula berwujud sebagian tiruan yang mewakili aslinya (miniatur).

PERENCANAAN

Alat dan Bahan yang Digunakan untuk Merealisasikan Proyek
            Alat yang peneliti gunakan saat melakukan wawancara dan observasi dengan para Objek, yaitu:
 a. Kamera, yang dipakai untuk pengambilan foto dan merekam sesi wawancara.
      b. Hand Phone, yang dipakai untuk pengambilan beberapa foto lainnya.
      c. Notes dan Alat tulis, yang dipakai sebagai pencatat hasil wawancara
               Alat yang peneliti gunakan saat menyelesaikan proyek, yaitu :
 a.  Laptop
      b. Buku Pedoman
      c. Catatan
 d. Alat tulis
 e. Rekaman sesi wawancara dan observasi.
 f. Data-data objek

Analisis Data   
Data yang akan peneliti dapatkan adalah berupa data yang didapat dari proses observasi yang dilakukan oleh peneliti di dalam ruangan kelas selama proses belajar-mengajar berlangsung. Data observasi(berupa foto-foto dan rekaman video) ini juga nantinya akan dapat menjelaskan bagaimana keadaan dan kondisi yang terjadi di dalam proses belajar-mengajar. Dan juga data yang didapatkan melalui proses wawancara singkat dengan para objek , yang nantinya akan berupa sejenis percakapan antara peneliti dan para objek, selanjutnya akan diringkas dan dirangkum kedalam suatu bentuk penjelasan yang dapat mencakup jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang ada.
Pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan peneliti, berhubungan dengan metode pengajaran yang dilakukan guru dan media-media pembelajaran apa saja yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi pelajaran kepada murid-murid. Selain itu, observasi yang dilakukan oleh peneliti juga berhubungan untuk mengetahui media pembelajaran dan metode pembelajaran apa yang dipergunakan oleh guru dan para murid.
Selanjutnya data-data yang telah terkumpul, berupa hasil observasi di dalam ruang kelas dan beberapa wawancara yang dilakukan dengan pihak guru dan kepala sekolah, akan peneliti hubungkan dengan teori-teori yang telah dijabarkan di atas, sehingga nantinya peneliti akan dapat menemukan media dan metode pembelajaran apa saja yang telah dipergunakan untuk proses pembelajaran bagi anak-anak Tuna Netra. Dan seberapa efektif media dan metode yang dipergunakan tersebut dalam membantu pembelajaran anak-anak tuna netra.

Penjelasan Objek yang Dilibatkan Dalam Proyek
            Objek yang dilibatkan dalam proyek ini adalah siswa-siswi yang berada di kelas VIII atau 2 SMP dari  SMPLB A Karya Murni Medan. Setelah itu, seorang siswa kelas III di SMPLB A Karya Murni tersebut. Dan kepala sekolah serta para guru di SMPLB A tersebut. Data diperoleh dengan cara peneliti mengobservasi proses belajar-mengajar yang berlangsung di dalam kelas.
            Mewawancarai kepala sekolah dan beberapa guru yang mengajar di SMPLB A Karya Murni tersebut, terutama guru yang mengajar di kelas VIII. Kepala sekolah dan para guru tersebut nantinya akan menjawab pertanyaan wawancara sesuai dengan hal-hal yang sudah biasa dan sering mereka lakukan di dalam kegiatan belajar-mengajar.

PELAKSANAAN

Jadwal Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan

No
Hari
Kegiatan
Tempat
1.


2.


3.



4.


5.


6.




7


8


9



10


11


12
Sabtu, 31 Maret 2012

Rabu, 4 April 2012


Senin, 9 April 2012



Selasa, 17 April 2012

Senin, 30 April 2012

Kamis, 3 Mei 2012




Jumat, 11 Mei 2012


Minggu, 13 Mei 2012

Senin, 14 Mei 2012



Selasa, 15 Mei 2012

Jumat, 18 Mei 2012


Rabu, 23 Mei 2012
Pemilihan topik yang diangkat


Pemilihan judul yang tepat


Diskusi tentang hal-hal yang akan dibahas berkaitan dengan judul tersebut

Perencanaan tempat kegiatan penelitian

Survey ke sekolah dan konfirmasi kegiatan observasi dan wawancara

Diskusi tentang hal-hal  apa saja yang akan di observasi dan pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyakan dalam wawancara

Pemberian surat izin


Pembelian reward untuk para guru dan siswa

Pelaksanaan kegiatan observasi kelas dan wawancara dengan kepala sekolah dan para guru.

Diskusi mengenai hasil data observasi dan wawancara

Diskusi penyelesaian mini proyek


Penyelesaian akhir mini proyek
Fakultas Psikologi USU

Fakultas Psikologi USU

Fakultas Psikologi USU


Fakultas Psikologi USU

SMPLB A Karya Murni Medan

Fakultas Psikologi USU



SMPLB A Karya Murni Medan

Toko Roti Mayestik


SMPLB A Karya Murni Medan


Fakultas Psikologi USU

Fakultas Psikologi USU

Fakultas Psikologi USU

Kalkulasi Biaya
Reward berupa kue untuk siswa                          = Rp15.000,00
Reward berupa kue untuk                                   = Rp21.000,00
Transportasi hari 1                                            = Rp24.000,00
Transportasi hari 2                                            = Rp18.000,00
Transportasi hari 3                                            = Rp18.000,00    +
Total Biaya                                                        =  Rp96.000,00

Kegiatan Pelaksanaan
       Berikut merupakan uraian pelaksanaan yang peneliti lakukan dari awal mula penelitian ini dilakukan hingga tahap penyelesaiannya :
1. Pada hari kelima, peneliti melakukan survey ke tempat penelitian yaitu SMPLB A Karya Murni Medan. Dan melakukan konfirmasi tentang kegiatan observasi dan wawancara yang akan peneliti lakukan di sekolah tersebut dengan kepala sekolah dari sekolah tersebut. Peneliti juga melihat keadaan dan meninjau secara garis besar fasilitas-fasilitas yang ada di sekolah tersebut. Peneliti sekaligus menjelaskan berbagai hal yang kiranya memang perlu untuk dijelaskan, seperti tujuan diadakannya observasi dan wawancara, hal yang melatar belakangi kegiatan tersebut, kegiatan apa saja yang kiranya nanti akan kami lakukan, dan sebagainya. Pada hari pertama ini kami juga menanyakan tentang perlu atau tidaknya keberadaan surat izin dari pihak fakultas psikologi dan hal apa saja yang harus tercantum dalam surat izin tersebut.
2. Pada hari keenam, peneliti melakukan diskusi mengenai pertanyaan-pertanyaan apa saja yang nantinya akan ditanyakan kepada para siswa, guru, dan kepala sekolah. Hal-hal apa yang akan diobservasi berkaitan dengan judul yang peneliti angkat.
3. Pada hari ketujuh, peneliti kembali ke SMPLB A Karya Murni untuk memberikan surat izin. Surat izin tersebut diberikan kepada kepala sekolah di SMPLB tersebut untuk menerangkan bahwa pihak peneliti benar-benar melakukan observasi dan wawancara yang dilatarbelakangi berdasarkan tugas mata kuliah yang ada dari kampus dan bukan merupakan rekayasa dari peneliti. Peneliti juga ingin semakin lebih dekat dengan lingkungan sekolah, termasuk dengan para murid yang nantinya akan diobservasi, agar pada saat kegiatan observasi dan wawancara dilakukan, mereka menjadi sedikit tidak kaku dan lebih mengenal para peneliti.
4. Pada hari kesembilan, peneliti mendatangi sekolah SMPLB A Karya murni tersebut lagi untuk mengadakan kegiatan observasi di dalam ruang kelas VIII, untuk mengobservasi media pembelajaran apa saja yang dipergunakan oleh murid-murid tuna netra dan metode pengajaran yang seperti apa yang dipakai oleh para guru dalam mengajar siswa-siswi mereka. Selain itu, untuk menambah jumlah data yang dimiliki oleh peneliti, peneliti juga mewawancari murid-murid tersebut dan juga kepala sekolah dan wakil kepala sekolah yang juga merangkap sebagai guru untuk mata pelajaran matematika di sekolah tersebut. Peneliti juga mewawancari seorang siswa kelas XI yang kebetulan berada di sekolah tersebut walaupu telah selesai mengikuti ujian nasional.
5. Pada hari kesepuluh, peneliti melakukan diskusi mengenai hasil data observasi dan wawancara yang diperoleh. Dalam diskusi ini peneliti menyimpulkan bahwa hasil data yang telah di dapatkan sudah cukup untuk memberikan gambaran tentang media dan metode pembelajaran yang dipakai.
6. Pada hari kesebelas, peneliti juga melakukan diskusi untuk penyelesaian dari mini proyek ini.
7. Pada hari keduabelas, peneliti melakukan diskusi lagi untuk penyelesaian akhir dari mini proyek tersebut, termasuk proses pembuatan poster.

PELAPORAN-PEMBAHASAN-DAN EVALUASI

Laporan
    Berikut ini akan dicantumkan hasil rangkuman dari sesi wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan murid, dan kepala sekolah.
1. Nama = Joshua
    Umur = 15 tahun
   Bersekolah di SLB Karya Murni sejak SD Kelas 2.
Joshua merupakan siswa kelas VIII yang menderita gangguan tingkat penglihatan yang rendah atau low vision. Menurutnya guru-guru yang mengajar di SLB tersebut pada umumnya adalah guru-guru yang baik dan mau mengerti kedaan mereka. Ia masih dapat melihat walaupun dengan jarak pandang yang pendek. Sehingga dalam belajar, dia masih dapat menulis seperti biasa. Menurutnya guru yang mengajar banyak memakai metode megajar ceramah, diskusi dan tanya jawab. Untuk pelajaran matematika, mereka sering diberikan tugas rumah berupa soal-soal. Ia juga menyukai pelajaran tambahan mengenal lingkungan yang mereka sebut sebagai pelajaran orientasi mobilitas dengan memakai tongkat, lalu diberikan arahan oleh guru untuk mengenal lingkungan sekolah dan lingkungan sekitar sekolah agar siswa dapat berjalan mandiri.
2. Nama = Darwin
    Umur = 17 tahun
    Bersekolah di SLB Karya Murni sejak umur 5 tahun.
Darwin merupakan siswa kelas VIII yang menderita gangguan tuna netra.Pelajaran favoritnya adalah bahasa Indonesia dan kesenian. Ia memiliki hobby bernyanyi,bermain alat musik acordian, dan membaca. Karena menderita gangguan buta total, sehingga Darwin harus menulis dengan memakai alat tulis seperti paku yang mereka sebut pena. Dan memakai reglet yaitu berupa papan untuk membuat huruf braile. Ia juga memakai alat reken plank yang digunakan untuk memperkenalkan titik-titik Braille juga dapat digunakan untuk melatih kepekaan diri dari siswa tunanetra. Buku yang dipakai memiliki huruf braile untuk semua mata pelajaran kecuali matematika. Selain itu kaset (victory reader) / CD pembaca untuk cerita dan beberapa pelajaran yang membutuhkan suara.
3. Nama = Desmon
    Umur = 15 tahun
    Bersekolah di SLB Karya Murni sejak pertengahan 2003.
Ia merupakan murid kelas VIII di SLB tersebut.Desmon juga menderita gangguan penyakit buta total. Ia menyukai pelajaran bahasa Indonesia. Akan tetapi kalau pelajaran matematika, ia tidak terlalu suka karena terkadang kurang mengerti. Dari beberapa pelajaran, ia mengatakan bahwa pada saat pelajaran biologi, mereka lenih banyak melakukan praktek. Ia juga mengatakan bahwa gaya tempat duduk yang dibuat oleh mereka bervariasi. Akan tetapi kebanyakan dengan sistem menghadap ke guru dan saling berhadapan dengan siswa. Untuk pelajaran biologi dan fisika, guru akan mengajarakan materi pelajaran lalu mereka diberi tugas secara kelompok. Tidak menyukai pelajaran biologi.Pada pelajaran matematika terdapat banyak PR. Biologi memberi tugas berupa rangkuman soal. Untuk pelajaran olahraga, siswa belajar diluar. Mereka diberi pemanasan dan setelah itu beberapa permainan olahraga. Namun kebanyakan mereka diberi kebebasan untuk berolahraga apapun. Tetapi untuk permainan sepak bola, bola yang dipakai mengeluarkan bunyi.
3. Nama = Erni
    Umur = 14 tahun
    Bersekolah si SLB Karya Murni sejak kelas 1 SD.
Erni juga merupakan murid kelas VIII di SLB tersebut.Erni merupakan siswa dengan gangguan mata yang hanya berfungsi sebelah. Ia menyukai pelajaran bahasa Inggris. Namun tidak menyukai pelajaran biologi. Ia juga masih dapat menulis dengan cara biasa dan membaca tidak perlu memakai huruf braille karena masih dapat membaca dan menulis . Jika pelajaran geografi memakai globe yang ditunjukkan satu per satu kepada mereka. Dan saat pelajaran geografi mereka mempergunakan peta timbul agar lebih mudah dalam mengenal bentuk daerah dan nama daerahnya. Ia mengatakan bahwa saat pelajaran biologi, guru kerap menyuruh siswa untuk membaca buku mereka dan merangkum pelajaran tersebut.
4. Nama = Ferdian
    Umur = 16 tahun.
    Bersekolah di SLB Karya Murni sejak kelas 1 SMP .
Ia merupakan siswa kelas IX di SLB tersebut. Ia mengatakan bahwa pembelajaran di sekolah tersebut bagus, sarana yang dimiliki juga cukup membantu dalam proses pembelajaran. Fasilitas yang tersedia bagi para siswa juga mencukupi. Untuk ujian mereka memakai soal yang diubah menjadi soal dengan huruf braille oleh percetakan disekolah mereka. Alat pembelajaran yaitu reglet berbentuk persegi panjang dengan lubang-lubang, digunakan dengan cara ditusuk dengan pena. Mereka juga memakai alat hitung yaitu abakus atau sempoa. Papan geometri digunakan untuk membuat bentuk-bentuk seperti kubu, balok,dan sebagainya dengan memakai karet. Setiap tahun mereka juga mempersiapkan diri untuk porcanas (pekan olahraga cacat nasional).
5. Nama = Suster Geralda
    Jabatan = Kepala sekolah SMPLB A Karya Murni
Beliau menagtakan bahwa metode pengajaran yang diajarkan di sekolah tersebut adalah metode pengajaran yang bersifat interaktif. Melibatkan metode dua arah antara guru dan siswa. Media pembelajaran berfokus kepada alat-alat yang berhubungan dengan audio. Mata pelajaran yang diajarkan adalah bahasa Indonesia, bahasa Inggris, sejarah, geografi, ekonomi, biologi, fisika, matematika. Ppkn, agama, olahraga, komputer. Tetapi mereka tidak mempelajari pelajaran kimia. Siswa di sekolah tersebut juga didukung dengan berbagai pelajaran tambahan lainnya berupa kesenian dan olahraga untuk membantu mengembangkan keterampilan siswa. Mereka juga dipersiapkan untuk lomba PORCANAS (Pekan Olahraga Cacat Nasional) dimana akan ada lomba-lomba dalam bidang kesenian, berupa lomba permainan alat musik, bernyanyi,bermain catur. Dan dalam bidang olahraga seperti lomba bola kaki, dan lain sebagainya.
  Untuk media pembelajaran, terdapat perbedaan pada pelajaran tertentu, misalnya :
         -  Matematika : reken plank, reglet, stylus atau pena, dan abacus seperti alat hitung yang digunakan anak tuna netra.
            - Geografi    :  peta timbul yang didalamnya terdapat gambar timbul dan huruf braille yang diperbesar ukurannya.
            - Bahasa Inggris dan Indonesia :  kamus elektronik
         - Komputer : braille display  yaitu keyboard komputer khusus yang digunakan anak tuna netra. Dan komputer dengan sistem jaws, dimana komputer tersebut akan mengeluarkan  suara berupa perintah yang telah kita berikan padanya.
          - Olahraga : papan tenis meja yang mejanya dibawah dan bola kaki yang dapat mengeluarkan bunyi.
Dan dari hasil observasi peneliti, peneliti menemukan terdapan beberapa metode yang berbeda yang diberikan oleh guru-guru di SMPLB tersebut, khususnya didalam kelas yang kami observasi. Berikut ini adalah gambaran dari observasi yang telah peneliti lakukan :
1. Guru mata pelajaran geografi.
Beliau menggunakan metode pengajaran dengan metode ceramah dan demonstrasi. Dimana guru menerangkan materi pelajaran dan memberikan contoh yang nyata dari materi tersebut. Beliau mengajar dengan cara duduk di bangku dan meja guru dan sesekali berjalan mengelilingi murid saat memberikan contoh. Suaranya lambat namun memiliki volume suara yang keras, terdapat penekanan kata. Gaya penataan kelas yang dipakai adalah gaya tatap muka.Suasana kelas yang diciptakan menjadi serius dan monoton. Dari segi para murid, mereka terlihat begitu serius, tegang, dan sedikit bosan. Bagi siswa yang menderita buta total, mereka terlihat sedikit kelelahan karena harus terus menulis apa yang dikatakan oleh beliau. Teori Perencanaan dan Instruksi Pelajaran yang dipakai berbentuk teacher centered.
2. Guru mata pelajaran matematika.
Beliau menggunakan metode pengajaran tanya jawab dan diskusi. Beliau hanya memberikan materi pembelajaran berupa materi-materi penting, lalu lebih banyak memberikan contoh soal dan meminta siswa untuk mengerjakannya. Beliau juga sering memberikan pekerjaan rumah kepada para siswa untuk sebagai bahan latihan bagi  siswa. Gaya penataan kelas yang digunakan adalah gaya tatap muka. Dalam pengajarannya beliau juga melebihkan pada intonasi suara dan sentuhan kepada siswa.
Ia juga memberikan bahan peragaan berupa kubus, balok, dan sebagainya yang sudah dibuat dari besi, sehingga siswa dapat merabanya. Gaya belajar tidak monoton. Walaupun siswa tidak dapat melihat tapi mereka tetap terlihat fokus dan rileks saat belajar matematika. Teori Perencanaan dan Instruksi Pelajaran yang dipakai berbentuk teacher centered.
3. Guru mata pelajaran olahraga.
Beliau menggunakan metode pengajaran ceramah dan tanya jawab. Beliau memberikan penjelasan tentang suatu materi dan memberikan pertanyaan kepada beberapa siswa. Gaya penataan kelas yang digunakan adalah gaya tatap muka. Beliau juga banyak membuat penjelasan materi-materi pelajaran kedalam bentuk cerita agar murid dapat lebih tertarik dan mudah mengerti. Siswa terlihat santai dan rileks tetapi juga merespon pelajaran dari beliau. Teori Perencanaan dan Instruksi Pelajaran yang dipakai berbentuk teacher centered.

Pembahasan
Berdasarkan hasil dari observasi dan wawancara diatas, dapat peneliti simpulkan bahwa :
A. Media pembelajaran yang terdapat pada SMPLB A tersebut sudah cukup mendukung bahkan termasuk dalam kategori baik, bagi proses pembelajaran siswa di sekolah.
B.  Murid-murid di sekolah tersebut juga sudah memiliki media belajar pribadi yang cukup memadai di rumah.
C. Suasana belajar juga sangat mendukung bagi peningkatan pembelajaran siswa. Dengan halaman sekolah yang luas dan kelas yang nyaman.
D. Metode pengajaran yang digunakan cenderung interaktif. Namun tetap terdapat beberapa guru yang cenderung monoton dalam mengajar sehingga menimbulkan efek bosan oleh para siswa. Tetapi hal tersebut dapat membuat siswa menjadi lebih serius dalam mendengarkan guru. Metode mengajar yang dilakukan para guru juga dirasa cukup efektif bagi proses pembelajaran karena lebih cenderung melibatkan komunikasi dua arah antara guru dan murid untuk membantu menarik perhatian siswa. Guru juga lebih cenderung memakai suara yang jelas, kuat, dan perlahan sehinggan siswa tetap dapat mengerti.
E. Gaya penataan kelas cenderung memakai gaya tatap muka, yang membuat siswa dapat saling berhadapan. Namun disatu sisi, gaya penataan kelas tersebut dirasa kurang efektif karena guru tidak secara jelas dapat melihat ekspresi wajah siswa dari tampak depan. Namun disisi lain, gaya penataan kelas tersebut juga dinilai cukup bagus. Karena dengan begitu, guru menjadi lebih leluasa untuk berdiri di tengah-tengah siswa. Dan menjalin komunikasi yang lebih dekat dengan siswa di dalam kelas.
F. Teori Perencanaan dan Instruksi Pelajaran yang dipakai lebih banyak berbentuk teacher centered walaupun ada beberapa guru yang memakai metode learner centered. Namun menurut peneliti, bagi para siswa berkebutuhan siswa terutama tuna netra. Teori perencanaan dan instruksi pelajaran dengan teacher centered memang dirasa lebih baik. Karena di satu sisi, dengan kondisi siswa yang demikian, ia akan cenderung lebih sulit untuk belajar sendiri dan mencari sendiri informasi tentang pelajarannya. Sehingga akan lebih mungkin dilakukan perencanaan dan instruksi pelajaran teacher centered. Dimana materi pelajaran bersumber lebih banyak dari guru dan guru lebih banyak berperan daripada murid. Namun guru tetap harus memperhatikan variasi pengajaran sehingga murid tidak akan cepat merasa bosan dan dapat tetap fokus terhadap pelajaran. Dengan demikian, guru dapat menjadi semakin dekat dengan para murid.
PENUTUP
Evaluasi
      Dari mulai proses perencanaan sampai dengan pelaporan dan evaluasi, peneliti mendapatkan beberapa hambatan. Hambatan yang peneliti rasakan adalah pertama pada saat awal pemilihan topik. Pada tahap tersebut peneliti menghabiskan cukup banyak waktu karena harus menyatukan ide-ide dari tiga pemikiran yang berbeda-beda. Peneliti juga pertama kali tidak memilih topik tentang hal ini. Namun setelah melewati banyak diskusi kelompok, peneliti akhirnya memilih untuk membahas topik ini.
      Hambatan yang kedua dirasakan pada saat memilih hal-hal apa saja yang akan peneliti lakukan dan peneliti bicarakan berkaitan dengan topik tersebut. Karena peneliti juga harus melakukan banyak diskusi dalam menentukan hal-hal tersebut.
      Hambatan yang ketiga dirasakan pada saat peneliti ingin melakukan kegiatan observasi dan wawancara. Peneliti harus mencari jadwal dan hari yang sesuai dengan keadaan peneliti dan objek penelitian. Terlebih lagi peneliti harus mengundurkan waktu kegiatan observasi selama seminggu karena pihak sekolah akan mengadakan Ujian Nasional bagi siswa SMPLB tersebut.

Testimoni
            Atas nama kelompok, kami seluruhnya terkesan dengan adanya tugas mini proyek ini. Tugas mini proyek ini merupakan suatu hal baru yang kami alami. Dengan adanya tugas mini proyek ini, kami semakin mengerti tentang materi pelajaran pada mata kuliah Psikologi Pendidikan terutama materi tentang anak berkebutuhan khusus. Semoga kedepannya bila ada tugas proyek lagi, kami dapat menjadi lebih maksimal didalam mengerjakannya karena kami telah mendapat “pelatihan” dasar mengenai hal ini dengan adanya tugas mini proyek.
            Selain itu, atas nama pribadi, banyak yang kami rasakan saat melaksanakan tugas ini, berikut penjabarannya dari masing-masing anggota kelompok :
§  Desi Mariana
Menurut saya, tugas proyek mini ini cukup sulit ya soalnya baru pertama kali saya mendapat tugas seperti ini. Tapi bagus juga sih karena bisa menjadi bekal buat saya dan teman-teman dalam mengerjakan skripsi nanti. Saya juga cukup senang sewaktu mengunjungi SMPLB Karya Murni tersebut karena selain muridnya ramah-ramah, staf dan gurunya juga sangat menerima kedatangan kami dengan tangan terbuka. Saya juga lebih mendapat pelajaran bagaimana metode dan media apa saja yg mereka pakai sewaktu belajar. Suatu pengalaman yang menyenangkan mengerjakan tugas proyek mini ini.
§  Safrida Liasana br Tarigan
          Saya bersyukur karena pada akhirnya Tugas Mini Proyek ini dapat selesai dengan baik dan lancar. Berbagai perasaan campur aduk pada awalnya ketika diberikan tugas ini. Ada rasa senang dan gugup yang mendominasi mengingat kami memilih materi tentang Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus yang berarti kami harus melakukan observasi langsung di SLB Karya Murni A (khusus Tunanetra). Hal ini merupakan pengalaman pertama dan unik buat saya. Disana kami menemukan anak-anak Tunanetra yang memiliki motivasi tinggi untuk belajar walaupun dibatasi oleh kekurangan mereka. Mereka sama dengan anak normal lainnya, mereka tetap bermain, mereka juga tetap belajar dengan materi dan mata pelajaran yang sama dengan sekolah biasa hanya mereka menggunakan media khusus seperti buku dengan huruf Braille, komputer dengan software Jaws, papan Block cis (untuk pelajaran Mate-matika) dan lain sebagainya. Walaupun yang disayangkan berdasarkan hasil wawancara kami para guru mengatakan bahwa mereka masih kekurangan buku paket karena memang agak susah untuk memperoleh buku paket dengan cetakan Braille. Saya menemukan banyak manfaat dari penugasan ini, saya menjadi lebih banyak tahu tentang pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus dan yang lebih pentingnya lagi saya bisa menjadi lebih peka untuk dapat berinteraksi dan memahami anak-anak berkebutuhan khusus yang seringkali masih tidak dipedulikan oleh kebanyakan orang.
    §  Nenita Sari S G
Menurut saya, tugas mini proyek ini merupakan tugas yang cukup menarik sekaligus menantang. Karena saya baru pertama kalinya mengerjakan tugas seperti ini. Pada awal pengerjaan tugas mini proyek ini, saya merasa bahwa akan ada beberapa hambatan yang cukup sulit yang akan kami hadapi. Terutama saat kami harus membuat surat izin untuk mengadakan kegiatan observasi dan wawancara. Namun ternyata sejalan dengan berbagai diskusi yanng telah kami lakukan. Pengerjaan tugas ini pun menjadi semakin mudah. Saya juga merasa semakin berani dan percaya diri karena secara otomatis, kami juga harus berhubungan dan menjalin komunikasi yang baik dengan orang-orang yang baru saya kenal melalui proses wawancara. Namun secara keseluruhan, saya merasa tugas mini proyek ini sangat menarik dan menyenangkan.
    §  Mira Tantri Saragih
Mengerjakan tugas mini proyek ini merupakan pengalaman yang baru buat saya.  Dan tidak saya pungkiri bahwa pertama kali diberi tahu tentang adanya tugas mini proyek ini, saya merasakan kecemasan yang luar biasa krn belum pernah terjun langsung ke lapangan demi mencari informasi yang kami butuhkan. Topik yang kami pilih adl tentang metode dan pengajaran pada anak tunanetra. Kami pun pergi ke SLB-A dimana merupakan sekolah khusus utk anak tunanetra. Dan saya sangat senang atas sambutan hangat dari guru dan murid-murid di SLB tersebut yangg memperbolehkan kami untuk melakukan observasi dan wawancara sampai selesai. Saya pun berterimakasih kepada Bu Dina yang telah memberikan suatu tugas yang sangat menantang namun juga bermanfaat untuk kami.
                                                 POSTER

DAFTAR PUSTAKA
  Santrock, Jhon. W. (2007). Psikologi Pendidikan. Jakarta:Kencana