Malcolm Knowles (1970) dalam mengembangkan konsep andragogi, mengembangkan empat pokok asumsi sebagai berikut:
a. Konsep Diri: Asumsinya bahwa kesungguhan dan kematangan diri seseorang bergerak dari ketergantungan total (realita pada bayi) menuju ke arah pengembangan diri sehingga mampu untuk mengarahkan dirinya sendiri dan mandiri. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa secara umum konsep diri anak-anak masih tergantung sedangkan pada orang dewasa konsep dirinya sudah mandiri. Karena kemandirian inilah orang dewasa membutuhkan memperoleh penghargaan orang lain sebagai manusia yang mampu menentukan dirinya sendiri (Self Determination), mampu mengarahkan dirinya sendiri (Self Direction). Apabila orang dewasa tidak menemukan dan menghadapi situasi dan kondisi yang memungkinkan timbulnya penentuan diri sendiri dalam suatu pelatihan, maka akan menimbulkan penolakan atau reaksi yang kurang menyenangkan.
b. Peranan Pengalaman: Asumsinya adalah bahwa sesuai dengan perjalanan waktu seorang individu tumbuh dan berkembang menuju ke arah kematangan. Dalam perjalanannya, seorang individu mengalami dan mengumpulkan berbagai pengalaman pahit-getirnya kehidupan, dimana hal ini menjadikan seorang individu sebagai sumber belajar yang demikian kaya, dan pada saat yang bersamaan individu tersebut memberikan dasar yang luas untuk belajar dan memperoleh pengalaman baru.
c. Kesiapan Belajar : Asumsinya bahwa setiap individu semakin menjadi matang sesuai dengan perjalanan waktu, maka kesiapan belajar bukan ditentukan oleh kebutuhan atau paksaan akademik ataupun biologisnya, tetapi lebih banyak ditentukan oleh tuntutan perkembangan dan perubahan tugas dan peranan sosialnya. Pada seorang anak belajar karena adanya tuntutan akademik atau biologiknya. Tetapi pada orang dewasa siap belajar sesuatu karena tingkatan perkembangan mereka yang harus menghadapi dalam peranannya sebagai pekerja, orang tua atau pemimpin organisasi. Hal ini membawa implikasi terhadap materi pembelajaran dalam suatu pelatihan tertentu. Dalam hal ini tentunya materi pembelajaran perlu disesuaikan dengan kebutuhan yang sesuai dengan peranan sosialnya.
d. Orientasi Belajar: Asumsinya yaitu bahwa pada anak orientasi belajarnya seolah-olah sudah ditentukan dan dikondisikan untuk memiliki orientasi yang berpusat pada materi pembelajaran (Subject Matter Centered Orientation). Sedangkan pada orang dewasa mempunyai kecenderungan memiliki orientasi belajar yang berpusat pada pemecahan permasalahan yang dihadapi (Problem Centered Orientation).
Keunggulan dan Kelemahan Teori Belajar Andragogi
Kegiatan pendidikan baik melalui jalur sekolah ataupun luar sekolah memiliki daerah dan kegiatan yang beraneka ragam. Pendidikan orang dewasa terutama pendidikan masyarakat bersifat non formal sebagian besar dari siswa atau pesertanya adalah orang dewasa, atau paling tidak pemuda atau remaja. Oleh sebab itu, kegiatan pendidikan memerlukan pendekatan tersendiri. Dengan menggunakan teori andragogi kegiatan atau usaha pembelajaran orang dewasa dalam kerangka pembangunan atau realisasi pencapaian cita-cita pendidikan seumur hidup dapat diperoleh dengan dukungan konsep teoritik atau penggunaan teknologi yang dapat dipertanggung jawabkan.
Andragogy memiliki kelemahan, salah satunya adalah bahwa siswa-siswa yang tidak terlalu memahami tentang luasnya ilmu kemudian tidak bisa dibebaskan memilih apa yang mereka sukai dan mereka pelajari. Seolah sistem Andragogy hanya sebagai suatu sistem yang menggembirakan siswanya saja dan melupakan tujuan sebuah pendidikan itu dilakukan. Penjagaan-penjagaan terhadap ilmu pengetahuan juga sangat sulit untuk dilakukan.
Perbedaan Pedagogik Dan Andragogik
No
|
Asumsi
|
Pedagogik
|
Andragogi
|
1
|
Kosep tentang diri peserta didik
|
Peserta didik digambarkan sebagai seseorang yang
bersifat tergantung. Masyarakat mengharapkan para guru bertanggung jawab
sepenuhnya untuk menentukan apa yang harus dipelajari, kapan,
bagaimana cara mempelajarinya, dan apa hasil yang diharapkan
setelah selesai
|
Adalah suatu hal yang wajar apabila dalam suatu
proses pendewasaan, seseorang akan berubah dari bersifat tergantung menuju ke
arah memiliki kemampuan mengarahkan diri sendiri, namun setiap individu
memiliki irama yang berbeda-beda dan juga dalam dimensi kehidupan yang
berbeda-beda pula. Dan para guru bertanggungjawab untuk menggalakkan dan
memelihara kelangsungan perubahan tersebut. Pada umumnya orang dewasa secara
psikologis lebih memerlukan penga- rahan diri, walaupun dalam keadaan tertentu
mereka bersifat tergantung.
|
2
|
Fungsi Pengalaman peserta didik
|
Di sini pengalaman yang dimiliki oleh peserta didik
tidak besar nilainya, mungkin hanya berguna untuk titik awal. Sedangkan
penglaman yang sangat besar manfaatnya adalah pengalaman-pengalaman yang
diperoleh dari gurunya, para penulis, produsen alat-alat peraga atau
alat-alat audio visual dan pengalaman para ahli lainnya. Oleh karenanya,
teknik utama dalam pendidikan adalah teknik penyampaian yang berupa: ceramah,
tugas baca, dan penyajian melalui alat pandang dengar.
|
Di sini ada anggapan bahwa dalam perkembangannya
seseorang membuat semacam alat penampungan (reservoair) pengalaman
yang kemudian akan merupakan sumber belajar yang sangat bermanfaat bagi diri
sendiri mau pun bagi orang lain. Lagi pula seseorang akan menangkap arti
dengan lebih baik tentang apa yang dialami daripada apabila mereka memperoleh
secara pasif, oleh karena itu teknik penyampaian yang utama adalah
eksperimen, percobaan-percobaan di laboratorium, diskusi, pemecahan masalah,
latihan simulasi, dan praktek lapangan.
|
3
|
Kesiapan belajar
|
Seseorang harus siap mempelajari apapun yang
dikatakan oleh masyarakat, dan hal ini menimbulkan tekanan yang cukup besar
bagi mereka karena adanya perasaan takut gagal, anak-anak yang sebaya diaggap
siap untuk mempelajari hal yang sama pula, oleh karena itu kegiatan belajar
harus diorganisasikan dalam suatu kurikulum yang baku, dan langkah-langkah
penyajian harus sama bagi semua orang.
|
Seseorang akan siap mempelajari sesuatu apabila ia
merasakan perlunya melakukan hal tersebut, karena dengan mempelajari sesuatu
itu ia dapat memecahkan masalahnya atau dapat menyelesaikan tugasnya
sehari-hari dengan baik. Fungsi pendidik di sini adalah menciptakan kondisi,
menyiapkan alat serta prosedur untuk membantu mereka menemukan apa yang perlu
mereka ketahui. Dengan demikian program belajar harus disusun sesuai dengan
kebutuhan kehidupan mereka yang sebenarnya dan urutan-urutan penyajian harus
disesuaikan dengan kesiapan peserta didik.
|
4
|
Orientasi belajar
|
Peserta didik menyadari bahwa pendidikan adalah
suatu proses penyampaian ilmu pengetahuan, dan mereka memahami bahwa
ilmu-ilmu tersebut baru akan bermanfaat di kemudian hari. Oleh karena itu,
kurikulum harus disusun sesuai dengan unit-unit mata pelajaran dan mengikuti
urutan-urutan logis ilmu tersebut , misalnya dari kuno ke modern atau dari
yang mudah ke sulit. Dengan demikian, orientasi belajar ke arah mata
pelajaran. Artinya jadwal disusun berdasarkan keterselesaian nya mata-mata
pelajaran yang telah ditetapkan.
|
Peserta didik menyadari bahwa pendidikan merupakan
suatu proses peningkatan pengembangan kemampuan diri untuk mengembangkan
potensi yang maksimal dalam hidupnya. Mereka ingin mampu menerapkan ilmu dan
keterampilan yang diperolehnya hari ini untuk mencapai kehidupan yang lebih
baik atau lebih efektif untuk hari esok. Berdasarkan hal tersebut di atas,
belajar harus disusun ke arah pengelompokan pengembangan kemampuan. Dengan
demikian orientasi belajar terpusat kepada kegiatannya. Dengan kata lain,
cara menyusun pelajaran berdasarkan kemampuan-kemampuan apa atau penampilan
yang bagaimana yang diharap kan ada pada peserta didik.
|
SUMBER :
http://www.oocities.org/teknologipembelajaran/andragogi.html
http://halamanputih.wordpress.com/tag/konsep-andragogi-dalam-belajar/
http://id.wikipedia.org/wiki/Andragogi
http://edukasi.kompasiana.com/2012/05/02/andragogi-pendidikan-orang-dewasa/
http://halamanputih.wordpress.com/tag/konsep-andragogi-dalam-belajar/
http://id.wikipedia.org/wiki/Andragogi
http://edukasi.kompasiana.com/2012/05/02/andragogi-pendidikan-orang-dewasa/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar